Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian
antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan
kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur
yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan
dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor,yakni antara lain:
1.Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2.Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3.Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4.Faktor Psikologis : Penyakit syaraf, aliran sesat, dsb
1. Pengertian Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam
bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin
Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai
mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan
sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Kebudayaan adalah
sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang
bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya
ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:
• Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret.
• Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan
dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan
lagu atau tarian tradisional.
2. Pengaruh dan Dampak Budaya Asing di Indonesia
Masuknya kebudayaan asing merupakan salah satu faktor yang membawa
perubahan dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Kebudayaan tersebut
yaitu Kebudayaan Dongson, Kebudayaan Bacson-Hoabich, Kebudayaan Sa
Huynh, dan Kebudayaan India. Kebudayaan Dongson, Kebudayaan
Bacson-Hoabich, Kebudayaan Sa Huynh terdapat di daerah Vietnam bagian
Utara dan Selatan.
Indonesia, untuk jaman sekarang, sudah mengalami perubahan kebudayaan
yang membawa pengaruh bagi budaya Indonesia. Perubahan budaya yang
terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni perubahan dari masyarakat
tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai-nilai yang
bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma social merupakan salh
satu dampak dari adanya globalisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi
telah mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan sarana transportasi
internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa.
Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan
menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh.
Di saat yang lain dengan teknologi informasi yang semakin canggih
seperti saat ini, kita disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan
dan informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika
dibandingkan dengan kesenian tradisional kita. Dengan parabola
masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat
mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi. Kondisi yang demikian
mau tidak mau membuat semakin tersisihnya kesenian tradisional Indonesia
dari kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat akan pemaknaan dalam
masyarakat Indonesia. Misalnya saja bentuk-bentuk ekspresi kesenian
etnis Indonesia, baik yang rakyat maupun istana, selalu berkaitan erat
dengan perilaku ritual masyarakat pertanian. Dengan datangnya perubahan
sosial yang hadir sebagai akibat proses industrialisasi dan sistem
ekonomi pasar, dan globalisasi informasi, maka kesenian kita pun mulai
bergeser ke arah kesenian yang berdimensi komersial. Kesenian-kesenian
yang bersifat ritual mulai tersingkir dan kehilangan fungsinya.
Sekalipun demikian, bukan berarti semua kesenian tradisional kita lenyap
begitu saja. Ada berbagai kesenian yang masih menunjukkan
eksistensinya, bahkan secara kreatif terus berkembang tanpa harus
tertindas proses modernisasi. Pesatnya laju teknologi informasi atau
teknologi komunikasi telah menjadi sarana difusi budaya yang ampuh,
sekaligus juga alternatif pilihan hiburan yang lebih beragam bagi
masyarakat luas. Akibatnya masyarakat tidak tertarik lagi menikmati
berbagai seni pertunjukan tradisional yang sebelumnya akrab dengan
kehidupan mereka. Misalnya saja kesenian tradisional wayang orang
Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang Orang Bharata Jakarta kini
tampak sepi seolah-olah tak ada pengunjungnya. Hal ini sangat
disayangkan mengingat wayang merupakan salah satu bentuk kesenian
tradisional Indonesia yang sarat dan kaya akan pesan-pesan moral, dan
merupakan salah satu agen penanaman nilai-nilai moral yang baik, menurut
saya.
Jadi, dengan adanya budaya barat atau budaya asing di Indonesia, dapat
membawa dampak bagi Indonesia. Dampak masuknya budaya asing antara lain :
1. terjadi perubahan kebudayaan
2. pembauran kebudayaan
3. modernisasi
4. keguncangan budaya
5. penetrasi budaya
6. memperkaya keberagaman budaya
7. melemahnya nilai-nilai budaya bangsa
Dampak tersebut membawa pengaruh besar bagi Indonesia, bagi dari segi
postif, maupun negatif. Indonesia, masih terlalu lemah dalam menyaring
budaya yang baik di ambil dengan yang tidak, maka kita semua sebagai
warga Indonesia wajib membanggakan apa saja yang sudah menjadi budaya
kita sendiri, jangan sampai melupakan budaya lama, dengan sudah
menemukan budaya baru.
3. Upaya Melestarikan Budaya Indonesia dengan tetap membawa Budaya Asing
Kebudayaan lokal Indonesia yang sangat beranekaragam menjadi suatu
kebanggaan sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi
kepada generasi selanjutnya. Budaya lokal Indonesia sangat membanggakan
karena memiliki keanekaragaman yang sangat bervariasi serta memiliki
keunikan tersendiri. Seiring berkembangnya zaman, menimbulkan perubahan
pola hidup masyakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih
memilih kebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan
dengan budaya lokal.
Banyak faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang
ini, misalnya masuknya budaya asing. Masuknya budaya asing ke suatu
negara sebenarnya merupakan hal yang wajar, asalkan budaya tersebut
sesuai dengan kepribadian bangsa. Namun pada kenyataannya budaya asing
mulai mendominasi sehingga budaya lokal mulai dilupakan.
Faktor lain yang menjadi masalah adalah kurangnya kesadaran masyarakat
akan pentingnya peranan budaya lokal. Budaya lokal adalah identitas
bangsa. Sebagai identitas bangsa, budaya lokal harus terus dijaga
keaslian maupun kepemilikannya agar tidak dapat diakui oleh negara lain.
Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan budaya asing masuk asalkan
sesuai dengan kepribadian negara karena suatu negara juga membutuhkan
input-input dari negara lain yang akan berpengaruh terhadap perkembangan
di negaranya
MITOS
Dalam
melacak sejarah tradisi masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan
salah satunya adalah dari cerita-cerita Mitos. Disini kita akan membahas
tentang apa itu Mitos, Pengertian Mitos dan agar lebih mudah memahami
tentang Mitos kita juga akan memberikan contoh-contoh Mitos dari
Indonesia.
MITOS
a. Pengertian Mitos
Mitos
atau mite (myth) adalah cerita prosa rakyat yang ditokohi oleh para
dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain (kahyangan)
pada masa lampau dan dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya
cerita atau penganutnya. Mitos juga disebut Mitologi, yang kadang
diartikan Mitologi adalah cerita rakyat yang dianggap benar-benar
terjadi dan bertalian dengan terjadinya tempat, alam semesta, para dewa,
adat istiadat, dan konsep dongeng suci. Jadi, mitos adalah cerita
tentang asal-usul alam semesta, manusia, atau bangsa yang diungkapkan
dengan cara-cara gaib dan mengandung arti yang dalam. Mitos juga
mengisahkan petualangan para dewa, kisah percintaan mereka, kisah
perang mereka dan sebagainya.
b. Contoh-contoh Mitos
begitu
banyak contoh-contoh mitos yang ada di dindonesia. karena kita tahu
sendiri bahwa memang Mitos sangat berhubungan dengan terjadinya tempat,
alam semesta, para dewa, adat istiadat, dan konsep dongen suci. ini
adalah beberapa contoh Mitos yang ada di Indonesia.
1. Cerita terjadinya mado-mado atau marga di Nias (Sumatra Utara)2. Cerita barong di Bali.3. Cerita pemindahan Gunung Suci Mahameru di India oleh para dewa ke Gunung Semeru yang dianggap suci oleh orang Jawa dan Bali.4. Cerita Nyai Roro Kidul (Ratu Laut Selatan)5. Cerita Joko Tarub6. Cerita Dewi Nawangwulan7. Dan lain sebagainya
Cerita mitologi yang paling luas
persebarannya hampir di seluruh Asia Tenggara adalah mitologi Dewi Padi
atau Dewi Sri. Yaitu cerita tentang asal usul beras yang dikaitkan
dengan cerita Dewi Sri. Hampir seluruh daerah di Indonesia, mitologi
tentang beras selalu dikaitkan dengan cerita Dewi Sri. Walaupun tema
ceritanya sama, yaitu Dewi Sri, tetapi setiap daerah memiliki cerita
yang berbeda tentang tokoh Dewi Sri ini. Baiklah, berikut ini akan
sedikit disampaikan cerita tentang Dewi Sri dengan versi cerita yang
berbeda. Menurut versi di daerah Surabaya, Dewi Sri adalah seorang putri
dari Kerajaan Purwacarita. Ia mempunyai seorang saudara laki-laki yang
bernama Sadana. Pada suatu hari selagi tidur, kedua anak raja itu
disihir oleh ibu tiri mereka. Sadana diubah menjadi seekor burung
layang-layang, dan Sri diubah menjadi ular sawah. Dengan demikian, Sri
menjadi dewi padi dan kesuburan.
Ada
pula daerah lain, memili versi yang berbeda tentang cerita Dewi Sri.
Menurut ceritanya, padi berasal dari jenazah Dewi Sri, istri Dewa Wisnu.
Selain padi masih ada tanaman-tanaman lainnya, yang juga berasal dari
jenazah Dewi Sri. Dari tubuhnya tumbuh pohon aren, dari kepalanya tumbuh
pohon kelapa, dari kedua tangannya tumbuh pohon buah-buahan, dan dari
kedua kakinya tumbuh tanaman akar-akaran seperti ubi jalar dan ubi
talas. Dewi Sri meninggal karena dirongrong terus-menerus oleh raksasa
yang bernama Kala Gumarang. Raksasa ini wataknya sangat keras hati,
sehingga setelah meninggal ia masih berkesempatan untuk menjelma menjadi
rumput liar, yang selalu mengganggu tanaman padi (jelmaan Dewi Sri),
yang menjadi kecintaannya itu.
Dari contoh mitologi tentang
Dewi Sri tersebut, menunjukkan bagaimana masyarakat pada masa sebelum
tulisan menjelaskan tentang asal usul padi sebagai suatu bentuk kejadian
alam. Kita tidak bisa melacak dengan menggunakan sumber-sumber
tertulis, sebab tidak ditemukan sumber-sumbernya. Yang kita temukan
adalah suatu cerita rakyat tentang Dewi Sri dalam bentuk tradisi lisan.
Cerita ini sudah mengalami pewarisan dari generasi ke generasi. Bahkan
sampai sekarang di beberapa daerah, tokoh Dewi Sri dianggap sebagai dewi
yang memberi kesuburan pada penanaman padi, sehingga kalau habis panen
diadakan upacara sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada Dewi Sri.
KLASIFIKASI ILMU
Kata ilmu berasal dari bahasa Arab yaitu 'alima yang artinya mengetahui.
Untuk mengetahui atau memahami bit-bit informasi dari alam nyata maupun alam gaib digunakan ilmu yang pusatnya di otak.
Belahan otak sebelah kiri berfungsi menurunkan nilai-nilai periksa untuk memahami frekwensi gelombang-gelombang materi yang masuk ke pancaindera.
Hasil periksa ini dapat diukur secara objektif dan kuantitatif yang nilainya diakui kebenarannya oleh seluruh umat manusia.
Belahan otak sebelah kanan yang menerima nilai-nilai rasa yang dibawa naik dari hati/dada/batin.
Seharusnya klasifikasi dan proporsi pengembangan ilmu di dalam masyarakat dibuat menjadi dua secara berimbang, berdasarkan pusat kesadaran atau pemahaman ilmu itu sendiri.
Kelompok ilmu-ilmu yang sifatnya memeriksa alam, aktivitasnya dimulai dari otak, sehingga adagium adat mengatakannya periksa harus dibawa turun; sedangkan kelompok ilmu-ilmu yang sifatnya merupakan perasaan (rasa) atau persepsi manusia ketika berhubungan antar sesama, hasilnya harus dibawa naik ke otak untuk diseleksi baik buruknya.
Ilmu yang sifatnya "periksa" dapat dibagi menjadi dua cabang besar yaitu :
1. Ilmu-ilmu alam bernyawa seperti biologi, kedokteran, dsb. dan
2. Ilmu-ilmu alam tak bernyawa seperti kimia, fisika, astronomi, dsb. Ungkapan-ungkapan "perasaan (rasa)" orang saat berinteraksi antar sesamanya, membuahkan
3. Ilmu untuk berinteraksi itu sendiri atau ilmu bahasa (lihat: Tahu nan Empat Bahasa) dan
4. Ilmu-ilmu sosial seperti filsafat, sejarah, politik, psikologi, ekonomi, administrasi, hukum, antropologi-sosial, demografi dsb.
Keempat kelompok ilmu pengetahuan ini disebut sebagai "nan Empat". Untuk mengetahui kuantitas pemahaman ilmu-ilmu tsb, diperlukan angka-angka, yang diolah dengan ilmu berhitung atau matematika; Angka-bilangan adalah kitabullah yang tidak ditulis yang hanya dipahami oleh manusia, sedangkan Islam adalah tuntunan kualitatif untuk memahami alam yang islam ini. Berbeda dengan sistematika ilmu oleh Prof. Dr. Harsya Bachtiar (Bukittinggi, IBD, 1981), yang berbentuk pohon budaya manusia yang mengakibatkan paham sekularisme di dunia Barat, karena tidak menjadikan kitabullah sebagai sendinya.
1. Ilmu-ilmu alam bernyawa seperti biologi, kedokteran, dsb. dan
2. Ilmu-ilmu alam tak bernyawa seperti kimia, fisika, astronomi, dsb. Ungkapan-ungkapan "perasaan (rasa)" orang saat berinteraksi antar sesamanya, membuahkan
3. Ilmu untuk berinteraksi itu sendiri atau ilmu bahasa (lihat: Tahu nan Empat Bahasa) dan
4. Ilmu-ilmu sosial seperti filsafat, sejarah, politik, psikologi, ekonomi, administrasi, hukum, antropologi-sosial, demografi dsb.
Keempat kelompok ilmu pengetahuan ini disebut sebagai "nan Empat". Untuk mengetahui kuantitas pemahaman ilmu-ilmu tsb, diperlukan angka-angka, yang diolah dengan ilmu berhitung atau matematika; Angka-bilangan adalah kitabullah yang tidak ditulis yang hanya dipahami oleh manusia, sedangkan Islam adalah tuntunan kualitatif untuk memahami alam yang islam ini. Berbeda dengan sistematika ilmu oleh Prof. Dr. Harsya Bachtiar (Bukittinggi, IBD, 1981), yang berbentuk pohon budaya manusia yang mengakibatkan paham sekularisme di dunia Barat, karena tidak menjadikan kitabullah sebagai sendinya.
Langganan:
Postingan (Atom)