Kata ilmu berasal dari bahasa Arab yaitu 'alima yang artinya mengetahui.
Untuk mengetahui atau memahami bit-bit informasi dari alam nyata maupun alam gaib digunakan ilmu yang pusatnya di otak.
Belahan otak sebelah kiri berfungsi menurunkan nilai-nilai periksa untuk memahami frekwensi gelombang-gelombang materi yang masuk ke pancaindera.
Hasil periksa ini dapat diukur secara objektif dan kuantitatif yang nilainya diakui kebenarannya oleh seluruh umat manusia.
Belahan otak sebelah kanan yang menerima nilai-nilai rasa yang dibawa naik dari hati/dada/batin.
Seharusnya klasifikasi dan proporsi pengembangan ilmu di dalam masyarakat dibuat menjadi dua secara berimbang, berdasarkan pusat kesadaran atau pemahaman ilmu itu sendiri.
Kelompok ilmu-ilmu yang sifatnya memeriksa alam, aktivitasnya dimulai dari otak, sehingga adagium adat mengatakannya periksa harus dibawa turun; sedangkan kelompok ilmu-ilmu yang sifatnya merupakan perasaan (rasa) atau persepsi manusia ketika berhubungan antar sesama, hasilnya harus dibawa naik ke otak untuk diseleksi baik buruknya.
Ilmu yang sifatnya "periksa" dapat dibagi menjadi dua cabang besar yaitu :
1. Ilmu-ilmu alam bernyawa seperti biologi, kedokteran, dsb. dan
2. Ilmu-ilmu alam tak bernyawa seperti kimia, fisika, astronomi, dsb.
Ungkapan-ungkapan "perasaan (rasa)" orang saat berinteraksi antar sesamanya, membuahkan
3. Ilmu untuk berinteraksi itu sendiri atau ilmu bahasa (lihat: Tahu nan Empat Bahasa) dan
4. Ilmu-ilmu sosial seperti filsafat, sejarah, politik, psikologi, ekonomi, administrasi, hukum, antropologi-sosial, demografi dsb.
Keempat kelompok ilmu pengetahuan ini disebut sebagai "nan Empat".
Untuk mengetahui kuantitas pemahaman ilmu-ilmu tsb, diperlukan angka-angka, yang diolah dengan ilmu berhitung atau matematika;
Angka-bilangan adalah kitabullah yang tidak ditulis yang hanya dipahami oleh manusia, sedangkan Islam adalah tuntunan kualitatif untuk memahami alam yang islam ini.
Berbeda dengan sistematika ilmu oleh Prof. Dr. Harsya Bachtiar (Bukittinggi, IBD, 1981), yang berbentuk pohon budaya manusia yang mengakibatkan paham sekularisme di dunia Barat, karena tidak menjadikan kitabullah sebagai sendinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar